Tim gabungan Pemkab Agam sedang memadamkan api yang membakar Bukik Gunuang Ameh, Jorong Bukik Apik, Nagari atau Desa Padang Tarok, Kecamatan Baso. ANTARA/HO-BPBD Agam.
Lubuk Basung (ANTARA) – Tim gabungan Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, berhasil memadamkan api yang membakar hutan pinus seluas sembilan hektare di Bukik Gunuang Ameh, Jorong Bukik Apik, Nagari atau Desa Padang Tarok, Kecamatan Baso.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Ichwan Pratama Danda di Lubuk Basung, Rabu, mengatakan titik api sudah padam, namun beberapa titik masih mengeluarkan asap.
"Ada beberapa titik yang masih mengeluarkan asap berpotensi api kembali hidup," katanya.
Ia mengatakan tim gabungan Agam yang berasal dari BPBD Agam, TNI, Polri, Polisi Kehutanan, Satuan Polisi Pamong Praja Pemadam Kebakaran, ORARI Bukittinggi, pemerintah kecamatan, pemerintah nagari (desa), masyarakat peduli api, Satgas Kahutla Sumbar, dan KPHL Agam Raya melakukan pemantauan ke lokasi.
Baca juga: BPBD: Kebakaran hutan pinus di Agam meluas, capai tujuh hektare
Tim gabungan juga melakukan tracking atau mencari api di seputaran titik lokasi kebakaran dan melakukan penyemprotan apabila terdapat titik api.
"Kita memastikan api sudah padam, apabila masih mengeluarkan asap maka dipantau terus agar tidak mengeluarkan api yang bisa menjalar ke daerah lain," katanya.
Ia mengatakan kebakaran di hutan pinus Bukik Gunung Ameh sekitar lima hektare sejak Jumat (29/8) akibat kondisi kemarau panjang.
Dengan kondisi itu, api mudah menjalar ke lokasi lain dan pemerintah nagari melaporkan kejadian itu ke BPBD Agam pada Minggu (31/8) malam.
Mendapatkan laporan itu, lanjut dia, BPBD Agam mengerahkan satgas beserta pemadam kebakaran ke lokasi.
Baca juga: KPHL Agam Raya berhasil padamkan empat titik karhutla
BPBD Agam melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah kecamatan dan pemerintah nagari untuk penanganan kebakaran itu.
"Kebakaran meluas menjadi tujuh hektare pada Selasa (2/9) dan menjadi sembilan hektare pada Selasa (2/9) sore, akibat kondisi sekitar kering karena kemarau panjang," katanya.
Pewarta: Altas MaulanaEditor: Bambang Sutopo Hadi Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.